ANAK LUCU

Posted by Achmadelwasim Label:

Saya mempunyai seorang murid yang sangat menggembirakan setiap hari membuat lelucon yang membuat halaqoh kami menjadi sangat terhibur dibuatnya ,murid ini berasal dari jawa timur tepatnya daerah yang terkenal dengan semen gresiknya dia namanya mr .xx anak kelas tiga smp kafila international islamic school orangnya luarbiasa .ceritanya begini suatu ketika ketika halaqoh kami sedang memulai pembacaan doa dengan bersama-sama kemudian kami mulai dengan tausiah atau nasehat naaaaah ketika saya sedang berpikir untuk mengomong apa yang harus saya katakn tiba-tiba ada suara yang menggema dengan suara yang lantang dekat dengan halaqoh kami membaca Al Qur'an yang terdengar dengan jelas dikuping kami kemudian tiba -tiba ada dari salah seorang kami menyeletuk :Ustad kayaknya kita berhenti dulu aja karena ada bacaan Qur'an kemudian kita berhenti ,keesokan harinya tiba -tiba ketika kami sedang materi untuk memberi nasehat ada lagi suara lantang membaca Al Qur'an begitu terus selama beberapa hari ,ngomong -ngomong saya bergumam dalam hati ini maksudnya apa sih kenapa kok mesti didekat halaqoh kami kemudian dalam beberapa hari tidak terdengar hingga pada suatu ketika ketika kami dalm halaqoh ada suara yang serupa dengan suara kemarin tapi anehnya suaranya agak menjauh ditelisik dan diteliti ternyata sang anak tadi membacanya didalam gedung sehingga tidak terdengar ,oke pada hari lain aku mengingatkan keanak tersebut akan suatu hal urusan hutang piutang yang sudah saya tunggu tunggu untuk membayarnya karena utang tersebut adalah dari titipnya anak tadi akan kaos kaki kemudian dengan senyumannya yang khas dengan tiba tiba dia memberikan uang sejumlah seratus ribu padahal utangnya cuma enam ribu .dialah anak super yang dulunya adalah anak yang pernah mengaji Qiroati sebelum masuk kafila dialah orang yang membuat saya terinspirasi untuk selalu membaca Al Qur'an selalu .oke semoga si dia tambah semangat dan selalu dekat dengan
Al Qur'an .inlah awal cerita yang aku torehkan diblogger saya semoga menyusul dengan cerita cerita lain yang lebih menarik heheheheheh
|

readmore>>>>

AKHLAK

Posted by Achmadelwasim Label:

Belajar Berakhlak
Dipublikasi pada Jum'at, 12 Maret 2010 oleh abufaiz97
Artikel ini telah dibaca 492 kali.
Topik: Lembar Jum'at

Lembar Jum'at Akhlak Islamiyah sudah saatnya ditinggikan, dengan demikian amalan baik akan mengiringi. Lalu lahirlah seribu orang dermawan, sepuluh ribu orang penegak keadilan, seratus ribu orang jujur dan dapat dipercaya. Lalu mereka semua berjalan beriringan, bergandeng tangan membangun barisan dan memenangkan kalimat Allah dan mewujudkan rahmat untuk semesta alam.

----------

Masyarakat kota besar tentu pernah naik bus yang penuh sesak, berhimpit dan berjubel antara penumpang. Laki-laki dan perempuan saling berdempetan. Buat sebagian orang yang tidak memiliki akhlak dan itikad baik, mungkin saat seperti itu dilihatnya sebagai kesempatan melakukan hal-hal yang tidak semestinya. Ditambah lagi kalau wanita yang diperlakukan dengan tidak layak itu diam saja, maka perlakuan tidak berakhlak itu akan semakin menjadi.

Padahal, sejak kecil kita akrab dengan pesan-pesan moral dan harus berbaik akhlak. Kita tentu ingat pesan guru, bagimana bersikap dan bertingkah laku sebagai seorang pelajar. Di surau-surau selepas maghrib pun para guru mengaji, selalu berpesan tentang pentingnya berakhlak ahsan. Pelajaran akhlak menjadi materi utama. Berlaku jujur, sopan, dan bersikap selalu ramah kepada orang lain jadi pesan yang paling sering disampaikan.

Sebagai agama yang haq, Islam menjadi sumber kekuatan abadi dalam menumbuhkembangkan akhlak. Islam menjadi bahan bakar utama melahirkan ihsan takwa. Orang-orang mengetahui dengan sebenar-benarnya bahwa Islam adalah sumber akhlak. Akhlak yang tumbuh subur menjadikan kita dermawan, berani, adil, dan dapat dipercaya. Akhlak juga akan membimbing kita menjadi arif, jujur, setia, serta memiliki kasih dengan segala sifat yang utama. Akhlak juga yang akan menjauhkan kita dari sifat takut, bakhil, maksiat, menipu, dusta, juga jauh dari semua sifat yang rendah.

Akhlak Islami, inilah yang paling diperlukan bagi kita semua. Lebih dari sekedar standar kebaikan manusia biasa. Akhlah Islamiyah memiliki kekhususan dan menuntut kekhususan pula.

Pertama adalah kebajikan yang mutlak. Akhlak yang mampu menjamin kebajikan sempurna, menyeluruh, dan bersih dari mementingkan diri sendiri atau mengutamakan segolongan manusia terhadap orang lain. Islam memerintahkan seseorang bergairah melaksanakan kebajikan. Islam mencegahnya dari perbuatan yang buruk dan memerangi keburukan. Sifat pemurah yang diasah semata-mata hanya mendekatkan diri kepada Allah SWT, rindu pahala dari-Nya, mendamba cinta-Nya. Memberi enjadi hobi utama, berkorban merupakan keinginannya dan semua dilakukan secara diam-diam karena hanya ingin diketahui oleh Allah SWT saja.

“Orang dermawan itu dekat kepada Allah, dekat kepada syurga, dekat kepada manusia dan jauh dari neraka. Sedangkan orang kikir iru jauh dari Allah, jauh dari syurga, jauh dari manusia dan dekat kepada neraka. Orang bodoh yang dermawan lebih dicintai Allah daripada ahli ibadah tapi kikir.” (HR. Tirmidzi).

Kedua kebaikan yang merata. Kebaikan yang dilakukan untuk seluruh umat manusia di segala zaman dan disegala tempat. Islam menciptakan akhlak yang mulia serta luhur dan sangat sesuai fitrah manusia. Karenanya ia akan mudah diterima oleh hati yang hidup serta akal yang sehat. “Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak akan memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kemampuannya”. (QS, Al-An’am: 152)

Begitulah Islam sebagai agama dan sebagai pegangan hidup, memandang persamaan antara hak dan kewajiban, pahala dan siksa. Sampai akhir zaman akhlak Islamiyah ini akan menjadi konsep hidup mulia yang tidak akan tertandingi, menjadi sarana untuk menolong orang-orang teraniaya, member bantuan kepada mereka yang tertindas dan untuk selanjutnya menegakkan keadilan bagi meraka yang lemah.

Ketiga, kewajiban yang dipatuhi. Mematuhi yang wajib dan menaati yang benar adalah cerminan pengabdian pada sesuatu yang telah diatur dengan penuh kesadaran demi kemaslahatan diri, kelompok atau umat. Kekuasaan mutlak Allah SWT, dan kewajiban tak tertawar bagi makhluknya untuk menjalankan pengabdian sebagai cerminan pengharapan cinta-Nya. “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Kewajiban tersebut ditatati dan desenangi karena merupakan perintah atau larangan dari Allah SWT, sehingga setiap manusia terdidik atas kewajiban dan merasa terikat dengan kebaikan. Dengan cara itu pula, seorang muslim mampu mendekatkan diri pada posisi yang paling dekat dengan penciptanya.

Terakhir adalah pengawasan yang menyeluruh atau muraqabbatullah. Akhlak ciptaan manusia tentu saja tidak sebanding jika diimbang dengan kekuatan akhlak Islamiyah yang memiliki pengaruh sedahsyat dan sebesar apa yang Allah SWT telah tuangkan dalam wahyu-Nya yang tertulis dan terabadikan dalam al-Quran. Seorang muslim akan merasakan suatu pengawasan yang kuat, bersumber dari kekuatan yang Maha. Hati nurani pun menjadi hidup, karena bersandar pada agama dan seluruh tubuh dapat merasakan pancaran kekuatannya. “Ingatlah sesungguhnya di dalam tubuh itu ada segumpal darah, apabila segumpal darah itu baik, maka seluruh tubuh pun menjadi baik. Apabila segumpal darah itu rusak, seluruh tubuh pun menjadi rusak, ketahuilah bahwa segumpal darah itu adalah hati”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Akhlak Islamiyah sudah saatnya ditinggikan, dengan demikian amalan baik akan mengiringi. Lalu lahirlah seribu orang dermawan, sepuluh ribu orang penegak keadilan, seratus ribu orang jujur dan dapat dipercaya. Lalu mereka semua berjalan beriringan, bergandeng tangan membangun barisan dan memenangkan kalimat Allah dan mewujudkan rahmat untuk semesta alam.

Sabili No. 15 Th. XI.

readmore>>>>

KHUTBAH JUMAT

Posted by Achmadelwasim Label:

Khutbah Jumat: Menjelang Akhir Zaman
Dipublikasi pada Jum'at, 02 Mei 2008 oleh abufaiz97
Artikel ini telah dibaca 8359 kali.
Topik: Khutbah Jum'at

Khutbah Jum'at
Kemunculan Imam Mahdi bukan berasal dari usahanya dan bukan pula suatu permintaan dari dirinya, apalagi mengangkat diri sendiri sebagai Imam Mahdi. Dan bahkan ia sendiri sama sekali tidak tahu bahwa Allah SWT akan mengislahkannya dalam waktu satu malam. Dan bahwa Allah SWT akan mempersiapkan baginya suatu kaum yang berjumlah sedikit serta tidak punya persiapan dan kekuatan.

----------

Oleh: Agus Haris W

KHUTBAH I



Jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah,

Pada kesempatan yang berbahagia ini, khatib mengingatkan utamanya kepada diri saya pribadi dan juga kepada jama’ah pada umumnya, untuk senantiasa meningkatkan taqwa kepada Allah, dengan sebenar-benarnya takwa yaitu ikhlas menjalankan apa yang telah diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang telah dilarang. Kemudian marilah kita senantiasa mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT semata. Allah telah melimpahkan kepada kita sedemikian banyak ni’mat. Jauh lebih banyak nikmat yang telah kita terima dibandingkan kesadaran dan kesanggupan kita untuk bersyukur. Sebagaimana telah Allah firmankan dalam QS Ibrahim: 34:



"Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kalian tak dapat menentukan jumlahnya."

Selanjutnya khatib mengajak jamaah sekalian untuk senantiasa berdoa kepada Allah agar melimpahkan setinggi-tingginya penghargaan dan penghormatan, yang biasa kita kenal dengan istilah sholawat dan salam-sejahtera kepada pemimpin kita bersama, teladan kita bersama... imamul muttaqin pemimpin orang-orang bertaqwa dan qaa-idil mujahidin panglima para mujahid yang sebenar-benarnya nabiyullah Muhammad Sallalahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para shohabatnya dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Dan kita berdo’a kepada Allah, semoga kita yang hadir di tempat yang baik ini dipandang Allah layak dihimpun bersama mereka dalam kafilah panjang yang penuh berkah. Amien, amien ya rabbal ‘aalaamien.

Jamaah yang dimuliakan Allah,

Pada kesempatan yang berbahagia ini, khatib akan membahas tentang topik yang sedang hangat-hangatnya dibahas akhir-akhir ini yaitu tentang akhir zaman.

Kesadaran bahwa kita merupakan Ummat Akhir Zaman atau The Last of Mankind Living in the End of Time merupakan perkara penting. Sebab hal ini akan membawa kita pada keyakinan bahwa Hari Akhir telah dekat kedatangannya. Bahkan Allah Ta’ala berfirman dalam QS Al-Ahzab: 63 sebagai berikut:



"Manusia bertanya kepadamu tentang hari akhir. Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari akhir itu hanya di sisi Allah." Dan tahukah kamu, boleh jadi hari akhir itu sudah dekat waktunya.”

Dan Rasulullah saw sendiri bersabda:

“Aku diutus sebelum kedatangan Hari Akhir sebagaimana jari telunjuk ini mendahului jari tengahku. ” (HR Muslim)

Rasulullah juga telah menjelaskan kepada kita sejak 15 abad yang lalu bahwa Ummat Islam yang hidup di Era Akhir Zaman ini akan mengalami perjalanan sejarah yang mengandung lima episode.

“(1) Masa Kenabian akan berlangsung di tengah kalian selama masa yang Allah kehendaki kemudian Allah mencabutnya jika Allah menghendaki untuk mencabutnya.

(2) Masa keKhalifahan yang mengikuti manhaj Kenabian berlangsung di tengah kalian selama masa yang Allah kehendaki kemudian Allah mencabutnya jika Allah menghendaki untuk mencabutnya.

(3) Masa Raja-raja yang menggigit berlangsung di tengah kalian selama masa yang Allah kehendaki kemudian Allah mencabutnya jika Allah menghendaki untuk mencabutnya.

(4) Masa Raja-raja yang memaksakan kehendak berlangsung di tengah kalian selama masa yang Allah kehendaki kemudian Allah mencabutnya jika Allah menghendaki untuk mencabutnya.

(5) Masa keKhalifahan yang mengikuti manhaj Kenabian kemudian Nabi diam. ” (HR Ahmad)

Hadits ini menguraikan Ringkasan Perjalanan Sejarah Ummat Islam yang terdiri dari lima episode sebagai berikut:

Episode I=> Kenabian

Episode II=> Kekhalifahan mengikuti manhaj (metode) Kenabian

Episode III=> Raja-raja yang Menggigit

Episode IV=> Raja-raja yang Memaksakan kehendak (para diktator)

Episode V=> Kekhalifahan mengikuti manhaj (metode) Kenabian

Episode pertama atau episode Kenabian adalah masa di mana umat Islam langsung dipimpin oleh Nabiyullah Muhammad saw secara langsung. Episode ini berlangsung singkat yaitu 23 tahun, tidak sampai seperempat abad lamanya. Tetapi ia merupakan masa yang singkat namun diberkahi Allah Ta’ala. Ketika Nabi baru diutus pada usia 40 tahun jazirah Arab sedang tenggelam di dalam nilai-nilai zhulumat al-jaahiliyyah (kegelapan nilai-nilai jahiliah). Sementara tatkala Nabi wafat pada usia 63 tahun telah terjadi transformasi sosial secara total sehingga jazirah Arab menjadi bersinar di bawah naungan Nurul Islam. SubhaanAllah. Episode pertama itu sudah berlalu berabad-abad yang silam.

Episode kedua atau episode Kekhalifahan mengikuti manhaj Kenabian adalah masa di mana setelah wafatnya Nabi Muhammad ummat dipimpin oleh para sahabat mulia yang dijuluki Khulafaa Ar-Rasyidin (para khalifah yang jujur, adil dan istiqomah mengikuti Allah dan RasulNya). Masa ini ditandai kepemimpinan sahabat-sahabat utama, yakni Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Al-Khattab, Ustman bin ‘Affan dan Ali bin Abi Tholib. Episode ini juga berlangsung singkat yaitu 30 tahun, seperempat abad lebih sebagaimana prediksi Nabiyullah:

“Era Al-Khilafah di dalam ummatku berlangsung tigapuluh tahun, kemudian sesudah itu muncullah era kerajaan demi kerajaan. ” (HR At-Tirmidzi)

Episode kedua ini pun sudah berlalu berabad-abad yang lampau.

Kemudian muncullah episode ketiga atau episode kepemimpinan Raja-raja yang Menggigit. Ia adalah masa di mana ummat Islam dipimpin dengan pola kerajaan selama masa yang cukup lama yaitu sejak tahun 40 H hingga tahun 1342 H atau sekitar 14 abad. Episode ini terutama ditandai dengan berdirinya tiga kerajaan Islam besar-besar yaitu Daulat Bani Umayyah lalu Daulat Bani Abbasiyyah kemudian Kesultanan Turki Utsmani yang di dalam berbagai kitab sejarah dunia barat lebih dikenal dengan The Ottoman Empire.

Mengapa pada masa ini para pemimpin ummat dijuluki oleh Nabiyullah Muhammad saw sebagai “para raja yang menggigit”, padahal ummat masih menyebut mereka sebagai khalifah, institusi negara Islam masih bernama khilafah dan Al-Qur’an serta Sunnah Nabi masih dijunjung tinggi? Karena ketika itu suksesi pergantian kepemimpinan seorang khalifah kepada khalifah berikutnya menggunakan pola keturunan alias pola kerajaan. Sementara disebut “menggigit” karena para raja tersebut “menggigit” Al-Qur’an dan Sunnah, turun sedikit kualitasnya dibandingkan episode sebelumnya di mana para Khulafaa Ar-Rasyidin “menggenggam” Al-Qur’an dan Sunnah secara kuat dan mantap. Episode ketigapun sudah berlalu dan menjadi sejarah.

Episode keempat adalah masa kepemimpinan Raja-raja yang memaksakan kehendak atau para diktator. Ini adalah episode yang diawali semenjak runtuhnya kekhalifahan kesultanan Turki Ustmani pada tahun 1924. Episode ini ditandai dengan runtuhnya kesatuan Ummat Islam dengan kesatuan wilayah dan kepemimpinannya. Ummat Islam menjalani kehidupan laksana anak-anak ayam kehilangan induk. Pada episode keempat ummat Islam menjalani masa paling kelam dalam sejarah Islam, masa yang sedang kita jalani saat ini.

Jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah

Isyarat akhir zaman telah terjadi dan pada masa sekarang inilah tanda-tandanya akan semakin nampak jelas sebagaimana yang difirmankan Allah SWT QS Muhammad: 18 sebagai berikut:



"Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat, (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba. Karena sesungguhnya telah datang syarat-syaratnya."

Dan juga tanda-tanda akhir zaman telah banyak disampaikan Rasululah dalam berbagai hadits yang mencapai derajat mutawatir, mutawatir artinya hadis sahih yang diriwayatkan secara berjamaah oleh orang-orang yang tsiqah atau terpercaya. Hadits-hadits yang menerangkan isyarat akhir zaman tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu hadits yang menerangkan tanda-tanda kecil akhir zaman dan tanda-tanda besar akhir zaman.

Adapun tanda-tanda kecil akhir zaman yang utama secara singkat adalah sebagai berikut:

1. Ketika budak wanita melahirkan tuannya, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan Muslim dan Ahmad. Hal ini merupakan kiasan dari banyaknya penaklukan Islam. Juga merupakan kiasan dari banyaknya kedurhakaan anak terhadap ibunya.

2. Tersebarnya pengkhianatan dan tuduhan terhadap orang-orang yang jujur. Rasulullah bersabda, “Di antara syarat-syarat hari kiamat adalah timbulnya hal-hal keji, kevulgaran dalam kekejian, pemutusan silaturahim, pengkhianatan terhadap orang jujur, dan kepercayaan pada orang-orang yang berkhianat.” (HR. Ahmad).

3. Munculnya orang-orang bodoh yang ikut berbicara tentang urusan-urusan umum masyarakat. Rasulullah bersabda, “Di pintu gerbang hari kiamat akan muncul tahun kepalsuan (yang penuh penipuan), dimana orang-orang jujur akan menjadi tertuduh dan orang-orang yang semestinya tertuduh dipercayai. Dan pada masa itu pula muncul Ar-Rawaibidhah.” Lalu sahabat bertanya, ‘Apakah Ar-Rawaibidhah itu?’ Berkata Rasulullah, “Yaitu orang bodoh yang berbicara tentang urusan-urusan masyarakat umum.” (HR. Ahmad, Thabrani dari Abu Hurairah RA)

4. Manusia saling bunuh membunuh tanpa haq dan tanpa tujuan kebenaran yang jelas. Bersabda Rasulullah, “Demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya, sungguh akan datang kepada manusia suatu zaman, dimana pada zaman itu si pembunuh tidak mengerti mengapa ia membunuh dan si terbunuh tidak mengerti mengapa ia dibunuh.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).

Dan masih banyak hadits-hadits yang menerangkan tentang isyarat-isyarat kecil masa akhir zaman. Apabila kita amati apa yang telah dan sedang terjadi di berbagai belahan dunia, maka isyarat-isyarat sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah telah tampak dan sampai kepada kita. Dan sesungguhnya sebagaimana sering kita baca di berbagai sumber, di internet, buku-buku Islam, dan juga kajian-kajian Islam, masa ini kita umat Islam sedang dalam tahap menanti isyarat besar akhir zaman yang ditandai dengan munculnya Imam Mahdi.

Al-Mahdi al-Muntazhar (Imam Mahdi yang ditunggu) adalah seorang laki-laki muda dari kaum Muslimin yang berasal dari umat Nabi SAW. Namanya adalah Muhammad Ibn Abdullah (sama dengan nama Rasulullah). Al-Mahdi merupakan salah seorang dari khalifah dan pemimpin yang mendapat petunjuk. Telah bersabda Rasulullah SAW, “Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Dan apabila kezhaliman serta kesemena-menaan itu telah penuh, maka Allah akan mengutus seorang laki-laki yang berasal dari umatku, namanya seperti namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapakku (Muhammad bin Abdullah). Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana bumi telah dipenuhi sebelum itu oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setetes pun dari tetesan airnya, dan bumi pun tidak akan menahan sedikit pun dari tanaman-tanamannya. Maka ia akan hidup bersama kamu selama 7 tahun, atau 8 tahun, atau 9 tahun.” (HR. Thabrani).

Telah bersabda Rasulullah SAW, “Al-Mahdi berasal dari umatku, yang akan diislahkan oleh Allah dalam satu malam.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Kemunculan Imam Mahdi bukan berasal dari usahanya dan bukan pula suatu permintaan dari dirinya, apalagi mengangkat diri sendiri sebagai Imam Mahdi. Dan bahkan ia sendiri sama sekali tidak tahu bahwa Allah SWT akan mengislahkannya dalam waktu satu malam. Dan bahwa Allah SWT akan mempersiapkan baginya suatu kaum yang berjumlah sedikit serta tidak punya persiapan dan kekuatan. Kemudian kaum tersebut membaiatnya di Ka’bah, sedangkan ia (Al-Mahdi) sendiri tidak menyukai atas baiat itu.

Kedatangan Imam Mahdi di akhir zaman adalah hal yang sudah ditakdirkan oleh Allah SWT dan telah tertulis dalam Ummul Kitab (Lauhul Mahfuzh), yang mana ia pasti akan muncul. Jadi, kemunculannya adalah seperti kedatangan al-Masih ad-Dajjal, Isa al-Masih putra Maryam, dan keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, serta sisa tanda-tanda kiamat lainnya. Semoga kita tidak lengah dan tetap waspada akan datangnya Imam Mahdi ini sehingga kita tidak salah dalam mengimaninya kelak. Beliau adalah seorang pemimpin yang adil yang dia tetap bersaksi bahwa tiada tuhan melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad bin Abdullah yang lahir di Makkah 12 Rabiul Awal Tahun Gajah adalah utusan Allah yang terakhir.



KHUTBAH II



Jamaah yang dimuliakan Allah,

Setelah kita sebutkan pada khutbah pertama, episode-episode yang telah dan akan dijalani oleh umat Islam. Maka nyatalah bahwa hari kiamat atau akhir zaman itu sebenarnya sudah semakin dekat. Apa yang harus kita hadapi sebagai seorang muslim dalam menjalani masa akhir zaman ini, setidaknya terdapat dua hal yang harus sama-sama kita pegang dan amalkan.

Yang pertama adalah, kita senantiasa berdoa dan meminta perlindungan kepada Allah SWT, semoga kita tetap menjadi seorang yang beriman dan Islam tetap menjadi agama sampai di penghujung nafas kita di dunia. Dan juga perlindungan atas semakin derasnya arus fitnah yang sedang mendera kita, karena sesungguhnya saat ini kita sedang memasuki episode keempat sebagaimana yang sudah saya sampaikan di depan. Juga kita senantiasa berlindung kepada Allah atas fitnah Dajjal yang kedatangannya akan menjadi salah satu tanda besar akan datangnya hari akhir.

Begitu besarnya bahaya fitnah Dajjaal, sampai Rasulullah saw. memerintahkan kepada umatnya untuk senatiasa berdoa dalam setiap shalat agar terbebas dari fitnah tersebut. Beliau bersabda, “Jika kalian membaca tasyahud, maka berlindunglah dari empat hal, yaitu berkata: ‘Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari buruknya fitnah al-Masih ad-Dajjaal.’” (HR Muslim)

Yang kedua, datangnya hari akhir yang sudah semakin jelas janganlah diartikan untuk berlaku lemah dan meninggalkan kerja, meninggalkan menuntut ilmu atau dakwah. Akan tetapi sebaliknya kita harus optimis dalam berkarya dengan iman, ilmu, amal, dan takwa. Karena Rasulullah telah bersabda, “Jika kiamat telah mulai terjadi, sedang di tangan salah seorang kalian ada sebiji (bibit tanaman), maka jika ia sempat menanamnya menjelang kiamat itu, hendaklah ia menanamnya.” (HR. Bukhari dan Ahmad).

Dan marilah kita akhiri khutbah yang singkat ini dengan berdoa bersama-sama.

A’udzubillahiminasyaithonirrojim,
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirobbil’alamin
allahummagh fir lil mu'miniina wal mu'minaat
wal muslimiina wal muslimaat
al-ahyaa-i minhum wal amwaat
innakas samii'un qariibun mujiibud da'wat
wa yaa qaadhiyal haajaat

Ya Allah tunjukilah kami semua kepada perbuatan yang baik
dan jauhkanlah diri kami dari perbuatan yang mungkar dan terlarang.

Ya Allah, wahai Yang Maha Mendengar,
Berkahilah sisa umur kami,
Jadikan umur yang tersisa ini membawa kemaslahatan bagi orang tua kami, bagi keluarga kami, dan bagi sebanyak-banyaknya umat Islam.

Ya Allah jadikanlah sebaik-baik perbuatan kami pada akhir hidup kami,
dan sebaik-baik kehidupan kami sebagai akhir hayat kami,
dan sebaik-baik hari kami, hari di mana kami akan bertemu dengan Mu.

Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari buruknya fitnah al-Masih ad-Dajjaal
Rabbana atina fiddunya hasanah, wafilakhirati hasanah, waqina ‘adza bannar,
Subhanarobbika robbil ‘izzati ‘amma yasifun, wassalamun’alal mursalin,
Walhamdulillahirobbil’alamin.

readmore>>>>

KETIKA DOA DIKABULKAN

Posted by Achmadelwasim Label:

Ketika Allah mengabulkan doa
Dipublikasi pada Rabu, 24 September 2003 oleh abufaiz97
Artikel ini telah dibaca 1562 kali.
Topik: Oase

Oase Pada jaman dahulu, ada tiga orang yang pergi dan terpaksa harus menginap di sebuah gua. Mereka pun masuk ke dalam gua tersebut.

----------


Pada jaman dahulu, ada tiga orang yang pergi dan terpaksa harus menginap di sebuah gua. Mereka pun masuk ke dalam gua tersebut. Tiba-tiba ada batu yang jatuh dari gunung hingga menutupi pintu gua tersebut. Mereka lantas berkata, "Sesungguhnya tidak ada yang bisa menyelamatkan kalian dari batu ini, kecuali dengan berdo'a kepada Allah melalui perantara amal shalih kalian."

Maka salah seorang dari mereka berkata, "Ya Allah, sesungguhnya aku memiliki orang tua yang sudah lanjut. Aku selalu memberinya susu dan tidak memberikan kepada siapa pun sebelum keduanya. Hingga pada suatu hari, aku harus pergi jauh untuk menggembala, sampai aku belum menemui mereka. Aku pun memerah susu untuk keduanya. Ternyata aku dapati ia telah tidur. Aku enggak untuk membangunkan keduanya, tidak juga aku mau memberikan susu ini untuk yang lain sebelum keduanya. Maka, aku pun menunggu keduanya, sambil membawa tempat susu itu dengan tanganku sampai datang waktu fajar. Keduanya lalu bangun dan meminum susu itu. Ya Allah, jika sekiranya aku melakukan itu hanya karena mencari ridha-Mu, maka bebaskan kami dari batu ini." Setelah lelaki itu membaca do'a, batu itu pun bergeser sedikit.

Kemudian orang yang kedua berkata, "Ya Allah, aku punya sepupu perempuan. Ia yang paling aku cintai dari seluruh manusia, hingga aku menginginkannya. Tetapi ia menolak. Sampai suatu masa paceklik datang. Ia pun datang kepadaku. Aku memberinya 120 dinar dengan syarat ia mau tidur denganku. Ia pun mau, hingga ketika aku telah bersamanya, ia berkata, "Takutlah kepada Allah, janganlah engkau melakukannya kecuali dengan haknya (nikah)." Aku pun meninggalkannya, padahal dia adalah orang yang paling aku cintai. Sedang uang itu pun aku lepaskan untuk dirinya. Ya Allah, sekiranya apa yang aku lakukan itu adalah karena mencari ridha-Mu maka keluarkanlah kami dari kesulitan ini." Setelah itu, batu itu pun bergeser. Namun mereka bertiga belum bisa keluar.

Kemudian orang yang ketiga berdo'a, "Ya Allah, aku pernah menyewa para pekerja. Lalu aku memberi mereka upahnya. Kecuali seorang pekerja yang meninggalkan apa yang menjadi haknya lalu pergi. Maka upah pekerja yang pergi itu aku kembangkan hingga menjadi harta yang sangat banyak. Sampai suatu hari ia datang seraya berkata, "Wahai hamba Allah, tunaikanlah bayaranku." Aku pun menjawab, "Seluruh yang engkau lihat itu, dari unta, sapi, kambing, dan budaknya adalah upahmu." Ia berkata, "Wahai hamba Allah, janganlah engkau menghinaku." Aku menjawab, "Aku tidak menghinamu." Kemudian pekerja itu mengambil seluruh hartanya tanpa meninggalkan sedikit pun. "Ya Allah, kalau sekiranya aku melakukan itu karena mencari ridha-Mu, maka keluarkan kami dari kesulitan ini." Seketika, batu itu pun bergeser hingga mereka pun bisa keluar dan pergi. (HR. Bukhari dan Muslim)

readmore>>>>

umar dan yahudi

Posted by Achmadelwasim Label:

stana Umar bin Khattab
Dipublikasi pada Selasa, 23 September 2003 oleh abufaiz97
Artikel ini telah dibaca 1916 kali.
Topik: Oase

Oase "Dimanakan istana raja negeri ini?" tanya seorang Yahudi dari Mesir yang baru saja tiba di pusat pemerintahan Islam, Madinah.

----------

Sabili No.25 Th.VIII

"Dimanakan istana raja negeri ini?" tanya seorang Yahudi dari Mesir yang baru saja tiba di pusat pemerintahan Islam, Madinah.

"Lepas Dzuhur nanti beliau akan berada di tempat istirahatnya di depan masjid, dekat batang kurma itu," jawab lelaki yang ditanya.

Dalam benak si Yahudi Mesir itu terbayang keindahan istana khalifah. Apalagi umat Islam sedang di puncak jayanya. Tentu bangunan kerajaannya pastilah sebuah bangunan yang megah dengan dihiasi kebun kurma yang rindang tempat berteduh khalifah.

Namun, lelaki itu tidak mendapati dalam kenyataan bangunan yang ada dalam benaknya itu. Dia jadi bingung dibuatnya. Sebab di tempat yang ditunjuk oleh lelaki yang ditanya tadi tidak ada bangunan megah yang mirip istana. Memang ada pohon kurma tetapi cuman sebatang. Di bawah pohon kurma, tampak seorang lelaki bertubuh tinggi besar memakai jubah kusam. Lelaki berjubah kusam itu tampak tidur-tiduran ayam atau mungkin juga sedang berdzikir. Yahudi itu tidak punya pilihan selain mendekati lelaki yang bersender di bawah batang kurma, "Maaf, saya ingin bertemu dengan Umar bin Khattab," tanyanya.

Lelaki yang ditanya bangkit, "Akulah Umar bin Khattab."

Yahudi itu terbengong-bengong, "Maksud saya Umar yang khalifah, pemimpin negeri ini," katanya menegaskan.

"Ya, akulah khalifah pemimpin negeri ini," kata Umar bin Khattab tak kalah tegas.

Mulut Yahudi itu terkunci, takjub bukan buatan. Jelas semua itu jauh dari bayangannya. Jauh sekali kalau dibandingkan dengan para rahib Yahudi yang hidupnya serba wah. Itu baru kelas rahib, tentu akan lebih jauh lagi kalau dibandingkan dengan gaya hidup rajanya yang sudah jamak hidup dengan istana serba gemerlap.

Sungguh sama sekali tidak terlintas di benaknya, ada seorang pemimpin yang kaumnya tengah berjaya, tempat istirahatnya cuma dengan menggelar selembar tikar di bawah pohon kurma beratapkan langit lagi.

"Di manakah istana tuan?" tanya si Yahudi di antara rasa penasarannya.

Khalifah Umar bin Khattab menuding, "Kalau yang kau maksud kediamanku maka dia ada di sudut jalan itu, bangunan nomor tiga dari yang terakhir."

"Itu? Bangunan yang kecil dan kusam?"

"Ya! Namun itu bukan istanaku. Sebab istanaku berada di dalam hati yang tentram dengan ibadah kepada Allah."

Yahudi itu tertunduk. Hatinya yang semula panas oleh kemarahan karena ditimbuni berbagai rasa tidak puas hingga kemarahannya memuncak, cair sudah. "Tuan, saksikanlah, sejak hari ini saya yakini kebenaran agama Tuan. Ijinkan saya menjadi pemeluk Islam sampai mati."

Mata si Yahudi itu terasa hangat lalu membentuk kolam. Akhirnya satu-persatu tetes air matanya jatuh.

readmore>>>>